Selasa, 25 Januari 2011

Sajak indah dari seorang CHAIRIL ANWAR

   Semalam ketika saya sedang tidak ada kerjaan, saya mencoba mencari-cari buku di lemari buku ayah saya yang sudah cukup tua lemarinya...disana banyak sekali buku-buku milik ayah saya...dari bermacam-macam buku saya menemukan sebuah buku kumpulan sajak karya pengarang besar CHAIRIL ANWAR...
entah kenapa saya begitu tertarik dengan buku ini... isi buku ini menceritakan kumpulan sajak CHAIRIL ANWAR dan kenangan tentang CHAIRIL sebelum dia meninggal..oiya..disana ada sedikit cerita yang membuat saya kagum dan sedikit tertawa...yaitu sahabat Chairil anwar, Asrul sani bercerita kenangannya bersama Chairil anwar ketika pertama kali bertemu dia bercerita bahwa dia dan Chairil sering mencuri buku di toko buku di daerah juanda, toko buku Kolf dan Van Dorp..suatu kali Asrul sani dan Chairil melihat buku Friedrich Nietzsche, Also Sprach Zarathustra, Chairil bilang buku ini mutlak buat dibaca buku itu buku filsafat,dan buku itu diletakan di buku-buku agama dan ukurannya tidak beda jauh dengan kitab injil,yang hitam warna kulitnya,saat itu Chairil memakai celana dengan dua saku yang lebar dan besar...dengan sekejap buku itu pun berpindah tempat,tapi ketika sampai keluar Chairil malah salah ambil buku ...bukan buku Nietzsche yang dia ambil tapi malah kitab injil...wahwahwah saya yang membaca cerita ini pun sedikit tertawa jadinya... dan di buku itu pun saya menemukan sajak yang indah milik Chairil Anwar...ini sajaknya..


CINTAKU JAUH DI PULAU

Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri,

Perahu melancar, bukan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
" Tujukan perahu ke pangkuanku saja. "

Amboi! jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri


1946

Tidak ada komentar:

Posting Komentar